
Pemain yang Menyesal Pindah ke Liga Arab Saudi: Ketika Gaji Tidak Selalu Menjamin Kebahagiaan
Liga Pro Saudi belakangan ini berhasil mencuri perhatian banyak pihak di dunia sepak bola dengan tawaran kontrak yang menggiurkan, terutama bagi pemain-pemain top Eropa. Meskipun beberapa pemain seperti Cristiano Ronaldo berhasil beradaptasi dengan baik, ada juga yang merasakan penyesalan setelah memutuskan untuk berkarier di Arab Saudi. Keputusan pindah ke sana bagi sebagian pemain ternyata bukan sekadar soal gaji besar, melainkan juga dampak terhadap kebahagiaan pribadi dan karier mereka. Berikut adalah kisah para pemain yang menyesal setelah bergabung dengan Liga Arab Saudi IDCASH88.
Jordan Henderson: Keputusan yang Berakhir dengan Penyesalan
Mantan kapten Liverpool, sempat menjadi sorotan ketika bergabung dengan Al-Ettifaq pada tahun 2023. Keputusannya untuk pindah ke Arab Saudi sempat menuai kritik keras dari banyak pihak. Meski awalnya berusaha membela pilihannya, Henderson akhirnya menyadari bahwa ia telah membuat kesalahan besar. Setelah beberapa bulan, ia memutuskan untuk membatalkan kontraknya dan kembali ke Eropa, bergabung dengan Ajax.
Henderson mengungkapkan bahwa sepak bola merupakan bagian penting dalam hidupnya, dan meskipun Liga Pro Saudi sedang berkembang, ia merasa bahwa suasana dan intensitas kompetisi di sana tidak sesuai dengan harapannya. Pemain berusia 33 tahun ini kini kembali ke klub yang lebih familiar dan merasa bahagia dengan keputusan tersebut, meninggalkan pengalaman kurang menyenankan di Arab Saudi.
Jota: Masalah Ketidakpastian dan Waktu yang Singkat
Winger asal Portugal, memutuskan untuk pindah ke Al-Ittihad pada tahun 2023 dengan biaya transfer rekor klub. Namun, keputusan ini ternyata membawa masalah besar baginya. Karena hanya ada delapan tempat pemain asing yang bisa didaftarkan, Jota harus menunggu cukup lama untuk bisa bermain secara reguler. Kesulitan ini semakin diperburuk dengan penampilan yang kurang memuaskan di musim debutnya.
Pada akhirnya, Jota memutuskan untuk meninggalkan Al-Ittihad hanya dalam waktu satu tahun. Ia kembali ke Celtic, klub yang sebelumnya membuatnya merasakan masa-masa terbaik dalam kariernya. Keputusannya untuk kembali ke Eropa ini menegaskan bahwa pengalaman di Arab Saudi tidak memberikan dampak positif bagi kariernya, meskipun tawaran finansial yang diterima sangat menggiurkan.
Matheus Pereira: Ketika Uang Tidak Cukup Mengatasi Masalah Psikologis
Sebelumnya menikmati masa-masa gemilang di West Brom, memutuskan untuk pindah ke Al-Hilal pada tahun 2021. Perpindahan ini awalnya tampak menguntungkan dari segi finansial. Namun, tak lama setelah berada di Arab Saudi, Pereira mengalami masalah kesehatan mental yang serius. Jauh dari keluarga dan komunitas yang mendukungnya, Pereira mulai merasa cemas dan terisolasi.
Pemain asal Brasil ini mengungkapkan bahwa ia merindukan gereja dan dukungan komunitas Kristen yang ia dapatkan di Inggris. Ketika tinggal di Riyadh, ia merasa kesepian dan terjebak dalam perasaan gelap yang terus menghantui dirinya. Akhirnya, ia memutuskan untuk kembali ke Brasil pada 2023 dan bergabung dengan Cruzeiro. Kini, Pereira tampaknya telah menemukan kebahagiaan kembali dan tampil dengan performa terbaiknya di tanah kelahirannya.
Lewis Grabban: Pengalaman Negatif yang Berujung Sengketa Hukum
Mantan kapten Nottingham Forest, juga mengalami pengalaman yang tidak mengenakkan di Liga Pro Saudi. Ia bergabung dengan Al-Ahli pada tahun 2022, namun hanya tampil lima kali sebelum kontraknya dihentikan. Grabban terlibat dalam sengketa hukum dengan klubnya terkait gaji yang belum dibayar. Al-Ahli mengklaim bahwa Grabban tidak membuka rekening bank di Saudi untuk pembayaran gaji, yang menyebabkan konflik panjang.
Pada akhirnya, Grabban berhasil mendapatkan pembayaran sekitar $700.000 untuk gaji yang terutang, namun pengalaman ini jelas meninggalkan kesan buruk. Keputusan Grabban untuk bergabung dengan klub Arab Saudi yang berakhir dengan sengketa hukum ini menjadi salah satu pengalaman yang sulit dilupakan dalam karier sepak bolanya.
Keputusan untuk pindah ke Liga Pro Saudi memang menawarkan keuntungan finansial yang besar, namun tidak sedikit pemain yang akhirnya merasakan penyesalan. Pengalaman yang lebih bermakna, suasana kompetisi yang menantang, dan faktor psikologis ternyata menjadi hal-hal yang lebih penting bagi banyak pemain, seperti yang dialami oleh Jordan Henderson, Jota, Matheus Pereira, dan Lewis Grabban. Liga Arab Saudi mungkin menawarkan gaji yang menggiurkan, tetapi bagi beberapa pemain, kebahagiaan dan stabilitas pribadi jauh lebih berharga.